BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Teknik
hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi
antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengertian anggota
masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan
kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah Purwanto
dalam Benty dan Gunawan (2015:87). Tanpa bantuan dari masyarakat sebuah lembaga
pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik dan tanpa adanya program yang baik
maka sebuah lembaga pendidikan akan gagal mencapai tujuannya. Oleh sebab itu
penggunaan teknik-teknik dalam menjalin hubungan yang baik antara lebaga
pendidikan dan masyarakat sangatlah diperlukan bukan hanya untuk kepentingan
lembaga pandidikan itu sendiri melaikan juga akan berguna untuk masyarakat.
B. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan
dan Masyarakat
Maisyaroh dalam Benty
dan Gunawan (2015: 88) menyatakan bahwa masyarakat perlu membantu
penyelenggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan kualitas
kehidupan masyarakat dapat meningkat. Elsbree dalam Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (dalam Benty dan Gunawan 2015: 88)
mengemukankan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya
pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di dalamnya
masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebgai pelopor dan
pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang kehidupan
masyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu anatara sekolah
dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3) meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan dalam memahami
kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan program-program sekolah
kearah yang lebih maju; dan (6) mempu menumbuhkan kreativitas serta dinamika
kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua belah pihak bisa menjadi
lebih aktif dan dinamis.
Hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat menurut Pidarta dalam
Benty dan Gunawan (2015: 88) akan manghasilkan suatu manfaat, yaitu: (1)
pengadaan sarana dan prasarana lebih mudah karen dana bisa terealisasi dengan
adanya kerjasama tersebut; (2) lebih mudah dalam merecanakan program
pengembangan sekolah sesuai dengan keinginan masyarakat dan kemampuan sekolah;
(3) menjalin silahturahmi antara
sekoah dan masyarakat agar terjadi kerukunan sehingga adanya dukungan dari
masyarakat; dan (4) dengan adanya dukungan dari masyarakat program pengembangan
sekolah bisa terlaksana melalui kerjasama.
C. Teknik-Teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Ada
banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam peyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penerapan teknik yang
berhasil harus memerlihatkan komitmen masyarakat terhadap pendidikan.
Masyarakat perlu dibangkitakan komitmenya dengan cara menyentuh hati mereka
dengan merasa perlu akan pendidikan, masyarakat membutuhkan pendidikan yang
berkualitas. Langkah awal agar masyarakat merasakan perlunya pendidikan yang berkualitas,
perlu diterapkannya pendekatan budaya, yaitu diupayakan masyarakat mengetahui
dan mengenal pendidikan, meyakini manfaat pendidikan, dan percaya terhadap mutu
pendidikan.
Masyarakat
dengan proses ini diharapkan akan sadar dan paham bahwa pendidikan mutlak
diperlukan dalam meningkatkan taraf hidupmasyarakat itu sendiri. Hymes dalam
indrafachrudin (dalam Benty dan Gunawan 2015:89) menyatakan bahwa teknik
penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) group
meeting (teknik pertemuan kelompok); (2) face to face (teknik tatap muka); (3) observation and participation (observasi dan partisipasi); dan (4) the written word (surat menyurat dengan
berbagai pihak yang dapat dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan).
1.
Teknik Pertemuan Kelompok
Tenik pertemuan kelompok dapat berupa
diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat dan sebagainya. Orang yang
dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru, staf tata usaha, tokoh
msyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan penyelenggaraan program
pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan yang lain, dokter
dan sebagainya. Tema yang dibahas bisa berkaitan dengan kesehatan,
penanggulangan kenakalan remaja, peningkatan kemampuan staf sekolah,
optimalisasi perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan juga
dikembangkan tema yang menarik sesuai kondisi yang ada.
2.
Teknik Tatap Muka
Teknik tatap muka dilakukan antara pihak
lembaga pendidikan dan masyarakat secara individual. Pihak lembaga pendidikan
dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi masalah. Pihak lembaga
pendidikan dapat memanggil orang tua atau wali siswa yang bermasalah atau siswa
yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama agar kemampuan dapat
berkembang secara maksimal. Menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:90)
pertemuan tatap mukaantara pihak sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan dengan
melakukan kujungan kerumah-rumah masyarakat (home visit) dan memberikan laporan kepada masyarakat mengenai
perkembangan anak didiknya (reporting to
parent). Diharapkan dengan teknik ini, akan menciptakan rasa keterbukaan,
kebersamaan, serta mempererat tali silahturahmi
antara sekolah dan masyarakat.
3.
Observasi dan Partisipasi
Observasi dan partisipasi masyarakat terhadap
pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan. Sekolah perlu memberi kesempatan pada
masyarakat untuk mengunjungi, mengobservasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan
sekolah. Orang tua siswa dapat mengunjungi sekolah untuk mengobservasi proses
belajar siswa dan hasil belajar siswa.orang tua memiliki keterampilan tertentu
dan dapat membantu guru mengajar. Orang tua didalam hal ini sebagai narasumber
pembahasan materi tertentu. Kemampuan orang tua siswa yang dapat disumbangkan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran misalnya kemampuan dalam hal medis,
ekonomi, pertanian, peternakan, boga,
seni lukis, agama, dan sebagainya.
a.
Orang Tua sebagai Pengamat (Parents
as Observeri)
Orang tua dalam teknik ini, mengamati perkembangan anak-anaknya dalam
membandingkannya dengan anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu, akan
mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya. Hal ini dapat membangkitkan
langkah-langkah baru.
Langkah-langkah penyelenggaraan observasi ini adalah: (1) observasi yang
baik melalui persiapan-persiapan yang dapat dijalankan melalui daftar cek, yang
memuat hal-hal yang perlu dijawab dalam rangka observasi; (2) observasi tanpa
persiapan yang dijalankan atas dasar minat dan perhatian orang tua; dan (3)
setelah melakukan observasi, hendaknya diikuti dengan pertemuan individual
untuk menghilangkan hal-hal yang kurang jelas dan salah tafsir.
b.
Orang Tua sebagai Peserta (Parent
as Participant)
Teknik ini adalah kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi
yang kemudian ditingkatkan dalam kegiatan sekolah. Orang tua dalam teknik ini,
diikut sertakan dalam proses pendidikan, misalnya menjadi narasumber mata
pelajaran atau keterampilan tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.
c.
Ibu Pembantu Kelas (Room Mother)
Indrafachrudin dalam Benty dan Gunawan (2015:91) menyatakan bahwa ibu
pembantu kelas (room mother) adalah
perwakilan salah seorang orang tua peserta didik untuk ikut serta bertugas
membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar peserta didiknya, misalnya
mempersiapkan kapur tulis, absensi, dan sebagainya. Tujuannya ialah sebagai
penghubung antara sekolah dan kelompok orang tua peserta didik tersebut.
4.
Surat Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan
Pendidikan
Selain keempat teknik yang telah diuraikan di
atas dapat ditambahkan teknik yang menggunakan alat komunikasi berupa telpon,
internet, faksimil, e-mail, dan
sebagainya. Teknik ini diguanakan oleh kebanyakan lembaga pendidikan karena
prosesnya cepat, pelaksanaannya mudah, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Kelemahannya tidak semua lembaga pendidikan memiliki alat tersebut karena
keterbatasan dana yang dimiliki lembaga pendidikan.
Semantara itu Layanan Riset Pendidikan dan
Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar Alexandria dalam Maisyaroh (dalam
Benty dan Gunawan 2015:91) merumuskan berbagai teknik untuk meningkatkan
keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan. Teknik yang
dimaksut adalah: (1) layanan masyarakat; (2) program pemanfaatan alumni
sekolah; (3)masyarakat sebagai model; (4) open
house; (5) pemberian kesempatan kepada masyarakat; (6) open house ; (7) masyarakat sebagai sumber informasi; dan (8)
diskusi panel.
a.
Layanan masyarakat
Pihak lembaga pendidikan mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan
menganalisis apa yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu
memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Melalui kegiatan layanan
masyarakat ini maka lembaga pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.
b.
Program pemanfaatan alumni sekolah
Para senior sekolah (alumni) dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah,
misalnya menjadi pembicaraan dalam kegiatan seminardi sekolah, keberhasilan
dalam menempuh karir dapat diinformasikan kepada pesertadidik agar bersemangat
dalam belajarnya, dapat menentukan karier, dan meningkatkan kemampuan sehingga
bisa sukses seperti kakak kelasnya yang sudah lulus.
c.
Masyarakat sebagai model
Masyarakat disekitar sekolah diundang ke sekolah untuk menjelaskan kepada siswa kiat sukses
kehidupannya. Masyarakat menjadi model pesertadidik di sekolah terutama
masyarakat yang telah berhasil dalam kehidupannya.
d.
Open House
Lembaga pendidikan secara terbuka bersedia diobservasi oleh masyarakat.
Masyarakat dapat melihat secara langsung proses pendidikan dan sarana
pendidikan di lembaga pendidikan ini. Melalui cara ini masyarakat mengetahui
apa dan bagaimana penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan.
e.
Pemberian Kesempatan kepada Masyarakat
Lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela
untuk membantu kegiatan lembaga pendidikan.
f.
Pengiriman Pembicara
Anggota staf lembaga pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk
mempromosikan program dan prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat penggunaan
lulusan atau bisa juga ke calon siswa yang akan memasuki lembaga pendidikan
tersebut.
g.
Masyarakat sebagai Sumber Informasi
Pihak lembaga pendidikan menanyakan kepada anggota masyarakat tentang
isu-isu hangat terkait dengan pengembanganlembaga, hasilnya dibuat semacam
rekomendasi untuk pengembangan lembaga pendidikan.
h.
Diskusi Panel
Siswa, orang tua siswa, staf sekolah, dan pekerja yang lain dengan
anggota masyarakat mengadakan pertemuan untuk menindak lanjuti kegiatan lembaga
pendidikan agar semua usaha yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaat oleh
semua pihak.
Menurut
Benty dan Gunawan (2015:93) sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam
hubungan dengan masyarakat dalam lembaga pendidikan antara lain:
a.
Laporan pada orang tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah
memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan
kelemahan anak didik pada orang tuanya. Orang tua dengan teknik ini, akan
memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan
guru-guru di sekolah.
b.
Majalah dan surat kabar sekolah. Majalah sekolah ini diusahakan oleh
orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali.
Majalah dan surat kabar sekolah ini dipimpin oleh orang tua dan guru-guru
bahkan alumni termasuk pula dalam dewan redaksi.isi majalah menjelaskan
menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orang tua
dan peserta didik, pengumuman-pengumuman dan sebagainya.
c.
Pameran sekolah. Suatu teknik yang efektif untuk member informasi
tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah pada masyarakat ialah
penyelenggaraan pameran sekolah dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan
peserta didik diluar sekolah atau di sekolah.
d.
Open house. Teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang
berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan
hasil-hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu
tertentu, misalnya di akhir tahun ajaran.
e.
Kunjungan orang tua peserta didik ke sekolah. Orang tua diberi
kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di dalam kelas, juga untuk
melihat kegiatan-kegiatan di laboratorum, perlengkapan-perlengkapan,
gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas
tentang kehidupan di sekolah. Setelah itu orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
f.
Kunjungan ke rumah peserta didik. Kunjungan ke rumah orang tua peserta
didik merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan
orang tua di rumah agar dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak.
g.
Laporan tahunan. Laporan ini dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan
kepada aparat pendidikan lebih atas. Laporan ini berisi masalah
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh termasuk kurikulum, personalia, anggaran
biaya dan sebagainya.
h.
Organisasi perkumpulan alumni. Merupakan suatu hal yang sangat baik
untuk diberdayakan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan anatara sekolah
dan masyarakat.
i.
Kegiatan ekstrakurikuler. Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang
sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua peserta didik dan
masyarakat, seperti sepak bola, drama, pramuka, pecinta alam dan sebagainya,
maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat.
Selain teknik-teknik
diatas, terdapat teknik lain. Menurut Fadilah (2013). Ada sejumlah teknik yang
kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik
peragaan, teknik elektronik.
1. Teknik
Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan
secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
a.
Buku kecil pada permulaan
tahun ajaran
Buku
kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata
tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif.
Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya
dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
b. Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya
berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas
yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali
murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan
pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c.
Berita kegiatan murid
Berita
ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi
singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan
membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan
tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
d.
Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita
kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya
saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang murid.
Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid
atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e.
Buku kecil tentang cara
membimbing anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang
harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku
kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif,
kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.
2.
Teknik Lisan
Hubungan
sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
a.
Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan
masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga
atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui
masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara
totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk
disesuaikan dengan minatnya.
b.
Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak
sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah
datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga
tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan
pendidikan anaknya.
c.
Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang
masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau
hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu
tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan
dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan
mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
3.
Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah.
Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid.
Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari. Pada
kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan
program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang
dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
4.
Teknik Elektronik
Seiring
dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan
orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana
elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai
sarana untuk promosi pendidikan.
Selain
teknik-teknik tersebut, menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:94) komunikasi
yang efektif dengan masyarakat disekitar sekolah merupakan teknik yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat,
yaitu: (1) memberdayakan orang-orang kunci, yakni orang-orang yang mampu
mempengaruhi dan dianut orang lain, apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang
kunci biasanya dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat sekitar; (2) warga
sekolah yang bersifat terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat, dan sekolah
dapat sejalanya, (3) komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan dengan terus
menerus, agar harapan dan kebutuhan masyarakat dan sekolah dapat sejalan, dan
(4) pada saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya dalam kegiatan olahraga,
kesenian, atau pada saat dies natalis sekolah.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan eksternal ini selalu berhubungan atau ditunjukan
kepada masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa
dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan
eksternal tidak langsung adalah kegiatan berhubungan dengan masyarakat melalui
perantaraan media tertentu, sedangkan kegiatan eksternal dapat juga melalui
media.
a.
Pameran
Pameran adalah pertunjukan hasil karya seni atau barang hasil produksi.
Kegiatan pameran merupakan fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau
ekshibisi. Lazimnya pameran bersifat terbuka untuk masyarakat umum dan kegiatan
pameran dipublikasikan kepada khalayak umum, seperti pada media iklan. Tujuan
penyelenggaraan pameran adalah memperkenalkan suatu produk atau hasil pekerjaan
peserta didik kelas lain. Pameran merupakan media periklanan yang menyentuh
semua pancaindra.
Adapun jenis-jenis pameran adalah: (1) pameran umum, yakni pameran yang
bertujuan untuk memperkenalkan suatu lembaga pendidikan, produknya, atau suatu
hal yang khusus kepada khalayak umum; (2) pameran dagang, yakni suatu pameran
yang khusus bagi pihak tertentu; (3) pameran luar ruang, yakni berbagai macam
pameran produk yang berukuran besar; (4) pameran keliling, yakni pameran yang
diselenggarakan secara berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang
lainnya; dan (5) pameran kecil, yakni hanya diadakan pada sebuah pojok atau
sudut toko, beranda, hotel, atau tempat emperan stasiun dan bandar udara.
Sedangkan karakteristik khusus pameran adalah: (1) mudah menarik
perhatian orang; (2) dilaksanakan pada waktu yang longgar; (3) ada peuang
pertemuan tatap muka; (4) dapat disisipi kegiatan demonstrasi dan pembagian
sampel; dan (5) adanya suasana akrab dalam pameran. Untuk menyelenggarakan
pameran di sekolah, diperlukan persiapan yang matang, seperti: (1) pembuatan
rencana tertulis dengan seksama dan terinci dalam bentuk proposal kegiatan; (2)
pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan; (3)
penyeleksian, pengaturan, dan pemeliharaan bahan-bahan pameran; dan (4)
pembuatan brosur, buklet, poster, pamflet, gambar, skema, atau diagram.
b.
Seminar dan koferensi
Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang diuraikan,
adabaiknya jika suatu lembaga pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan
khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau
konfersipers. Tujuan kegiatan ini menyampaikan prestasi ke orang-orang
tertentu.
c.
Open house
Open house adalah sebuah ketika seseorang, instansi,
atau lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan atau
kegiatan yang sedang diselenggarakan misalnya peninjau gedung baru.
d.
Tari, sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisiona lainnya
Kesenian tradisional ini dapat didengar melalui radio, ditonton melalui
televisi, maupun dapat disaksikan secara langsung di panggung pertunjukan.
Kadang-kadang sekolah mengundang para pemain wayang dan ketoprak untuk pentas
di sekolah, mislanya dalam rangka mencari dana pembangunan gedung atau sekedar
memeriahkan acara tutup tahun ajaran.
e.
Laporan
Wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar peserta didik melalui
raport. Kemudian, raport tersebut diteruskan kepada orang tua peserta didik
agar mereka mengetahui prestasi belajar putra-putri mereka. Peserta didik kelas
akhir, mislanya diwajibkan melakukan kerja nyatadi suatu instansi atau
perusahaan. Kemudian, hasil praktik kerja disajikan dalam bentuk laporan
tertulis, mislanya disajikan dalam bentuk makalah atau paper.
f.
Pakaian seragam
Setiap sekolah memiliki seragam sekolah. Jika terdapat sekolah yang
tidak mematuhi peraturan tentang pakaian seragam, berarti sekolah tersebut
tidak disiplin. Oleh karena itu, guru mestinya mengenakan pakaian seragam agar
peserta didik mengikuti jejak guru.
g.
Company profile (profil lembaga pendidikan)
Merupakan buku yang memberikan informasi tentang profil dari lembaga
pendidikan. Daftar isi dari company
profile, adalah: (1) pendahuluan; (2) kata pengantar atau sambutan dari
kepala seklah; (3) historis dan struktur organisasi lembaga pendidikan; (4)
produk barang atau jasa yang ditampilkan; (5) kinerja dan manajemen pendidikan;
(6) nilai aset yang dimiliki lembaga pendidikan; (7) pengembangan pendidikan
serta sumber daya manusia; (8) prospek dan tantangan yang dihadapi lembaga
pendidikan saat sekarang dan di masa yang akan datang; dan (9) daftar kantor
cabang, alamat, atau telepon.
h.
Special event (kegiatan khusus dalam humas)
Kegiatan spesial event
merupakan program kerja dan pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan
informasi secara langsung (tatap muka) yang dapat dikemas dalam bentuk suatu
media humas, baik untuk mewakili sekolah maupun tentang pengenalan dan
pengetahuan tentang sekolah atau mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada
pihak masyrakat sebagai khalayak sasaran. Bentuk kegiatan spesial event misalnya acara festival musik siswa yang
diselenggarakan bekerjasama dengan stasiun televisi, pameran yang dilaksanakan
saat memeriahkan hari ulang tahun sekolah, open
house dengan sekolah mengundang masyarakat dan/atau sekolah lain untuk
mengunjungi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
i.
Pertemuan dan musyawarah
Pertemuan dan musyawarah dapat diselenggarakan secara intern, misalnya
kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan pegawai tata usaha, atau
kepala sekolah dengan peserta didik. Namun pertemuan dan musyawarah dapat
bersifat ekstern dan mengikutsertakan pihak luar, seperti pemuka masyarakat,
organisasi sosial, dan orang tua peserta didik, yang bersangkut paut dengan
peserta didik.
j.
Kunjungan kerumah (home visit)
Kunjungan kerumah lazimnya dilakukan oleh para guru dengan berkunjung ke
rumah orang tua peserta didik (wali), misalnya untuk mengetahui seluk-beluk
peserta didik. Apakah anak tergolong pemalas, sering bolos, atau untuk
mengetahui hal-hal lainnya? Apakah anak kurang perhatian dari orang tua ataukah
pengaruh lingkungan lain? Untuk mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, atau
kepala sekolah dapat mengetahui dari orang tua peserta didik agar orang tua
turut membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi peserta didik.
Hal-hal seperti itu dapat ditempuh dengan cara home visit.
k.
Pawai atau karnaval
Sekolah dapat melakukan kegiatan pawai atau karnaval. Karnaval adalah
sekelompok orang yang diatur sedemikian rupa sehingga tampak serasi dan enak
dipandang. Secara langsung atau tidak langsung, sebenarnya karnaval merupakan
sebuah pameran, misalnya peserta didik menyumbangkan kelompok drum band dalam karnaval peringatan Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Sekolah dengan menampilkan kelompok
drum band peserta didik berarti telah
berupaya membangun citra dan nama baik sekolah terhadap masyakarat. Salah satu
keuntungan media karnaval adalah mengundang banyak penonton dari berbagai
lapisan masyarakat.
2. Kegiatan Internal
Kegiatan internal merupakan pubisitas ke
dalam dan sasarannya tidak lain dalah warga sekolah yang bersangkutan, yakni
para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa. Kegiatan internal bertujuan
untuk: (1) memberi kebijakan tentang kebijakan penyelenggaraan, situasi, dan
perkembangan sekolah; (2) menampung sraan-saran dan pendapat-pendapat dari
warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan warga
sekolah; dan (3) dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja
sama antara warga sekolah sendiri. Berikut ini diuraikan beberapa jenis
kegiatan internal yang lazim digunakan para praktisi humas di lembaga
pendidikan.
a.
Diskusi
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu
masalah tertentu yang dihadapi sekolah dan masyarakat, terutama berkaitan upaya
pengembangan kemampuan siswa, pembinaan sikap siswa, dan sebagai wahana
menyamakan persepsi antara sekolah dan masyarakat. Diskusi dapat berbentuk
panel atau musyawarah.
b.
Film
Sekolah daam hal ini memutarkan film yang bersifat edukatif. Film-film
yang bermanfaat bagi siswa, antara lain film sejarah, pelaksanaan pendidikan di
negara maju, kegiatan transmigrasi, kehidupan di kota, dan pengaruh narkotika.
Peserta didik melalui media film, diharapkan menyadari pentingnya film yang
bernapaskan pendidikan.
c.
Tanya jawab dan wawancara
Lazimnya bimbingan di sekolah dilaksanakan melalui tanya jawab dengan
guru pembimbing. Setiap tanya jawab harus memberikan kesan tertentu, baik bagi
peserta didik maupun pembimbing. Agar tanya jawab dapat berhasil dengan baik,
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: persiapan, pembukaan, penetapan tujuan,
penciptaan hubungan, memberikan bantuan kepada anak untuk berbicara,
pengakhiran tanya jawab, dan perencanaan tindak lanjut.
d.
Papan informasi
Papan informasi adalah tempat menempelkan pengumuman, terkait
pelaksanaan kegiatan di lembaga pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan
di lembaga pendidikan secara tertulis, seperti edaran atau sebagianya (Nasution
dalam Benty dan Gunawa, 2015:100). Bentuk papan informasi hendaknya empat
persegi panjang dan ukurannya disesuaikan dengan tempat, sedangkan bahannya
disesuikan dengan dana.
e.
Papan foto
Papan foto untuk menempel foto-foto kegiatan dilingkungan unit kerja
lembaga pendidikan yang didokumentasikan staf humas. Papan foto hendaknya
memiliki pintu dari kaca agar foto-foto tersebut tidak mudah diambil, bentuknya
bisa bersegi empat atau empat persegi panjang. Foto-foto yang dipajang
sebaiknya diberi keterangan di bawah masing-masing foto agar lebih menarik
dilihat. Orang yang melihat bisa mengetahui momen foto tersebut. Foto yang
ditampilkan hendaknya masih aktual dan apabila sudah lebih dari dua minggu bisa
diganti lagi dengan foto-foto baru. Orang cenderung suka melihat foto daripada
tulisan yang dibuat oleh sekolah, sehingga foto yang ditampilkan harus dipilih
dengan baik.
f.
Kotak saran
Dibuat untuk memperoleh dan menampung berbagai masukan dan saran dari
para tenaga pengajar, peserta didik, dan karyawan tentang kebijakan lembaga
pendidikan yang telah berjalan. Humas dapat menempatkan sejumlah kotak saran di
tempat-tempat tertentu yang berada di lingkungan lembaga pendidikan. Selain itu
kotak saran sebaiknya diletakkan pada tempat-tempat yang strategis mudah
dilihat orang dan tempat banyak orang berkumpul.
g.
Stasiun radio sendiri
Stasiun radio tepat sebagai media hubungan pimpinan dengan staf. Sangant
strategis menyampaikan informasi tentang kebijakan lembaga, program yang akan
dilaksanakan, serta rubrik-rubrik siaran yang terkait dengan kegiatan dan
membina hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan staf atau sesama staf.
Stasiun radio di sekoah biasanya dikelola oleh peserta didik yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler maupun anggota OSIS, sehingga agar lebih aktual, perlu
ada kerjasama antara humas dengan pengelola radio siswa, agar para staf humas
bisa mengisi rubrik melalui media radio tersebut untuk lebih mengenalkan proses
pendidikan, kegiatan peserta didik, dan kebijakan pendidikan.
h.
Komunikasi tatap muka
Komunikasi tatap muka merupakan media interpersonal antara pimpinan
(pihak humas) dengan para tenaga kependidikan, tenaga pendidik dan peserta
didik. Misalnya ceramah, rapat bulanan, atau rapat koordinasi.
i.
Acara kekeluargaan
Berbagai kegiatan dan acara tidak resmi, seperti arisan keluarga dan
rekreasi atau piknik seluruh karyawan beserta anggota keluarganya. Tujuannya
meningkatkan dan membina hubungan harmonis antara sesama warga sekolah dan refresing atau menghilangkan capek
akibat beban kerja rutin setiap harinya. Hal ini sejalan dengan konsep human relation.
j.
Klub sosial
Lazimnya pada lembaga pendidikan yang mapan, terdapat klub-klub sosial
yang dilengkapi dengan brbagai fasilitas. Secara berkala klub sosial semacam
itu perlu mengadakan berbagai acara, termasuk mensponsori aneka ragam kegiatan
sosial, antara lain guna mempererat hubungan antara pihak pimpinan dengan para
anggotanya, guru, dan peserta didik.
k.
Literatur pengenalan atau informasi
Literatur pengenalan adalah berbagai macam naskah, materi atau buklet
yang berisikan riwayat singkat lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, struktur
manajemen, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru
(Nasution dalam Benty dan Gunawan, 2015:102). Lazimnya para pegawai baru
diberikan buku-buku yang berkaitan dengan profil lembaga, agar mereka lebih
mengetaui, memahami lembaga, sehingga diharapkan setelah memahami profil
lembaga, mereka dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan budaya dan tujuan
lembaga.
l.
Jaringan telepon internal
Melalui telepon setiap staf di lembaga pendidikan dapat menyampaikan
gagasannya mengenai berbagai hal. Kebiasaan pemikiran dan penyampaian ide-ide
baru bisa dirangsang melalui penyediaan paket intensif. Misalnya bagi seorang
pegawai yang memberikan banyak ide peningkatan efisiensi.
Menurut Suryosubroto
(dalam Benty & Gunawan, 2015:114) menyatakan bahwa sekolah dalam menjalin kerjasama dengan
masyarakat dapat menggunakan berbagai jenis media cetak dan elektronik.
Penggunaan jenis-jenis tersebut tentunya disesuaikan dengan sasaran khalayak,
artinya jenis media cetak dan elektronik mana yang dipakai disesuaikan dengan
karakteristik khalayak yang dituju, misalnya kondisi sosial budaya masyarakat,
tingkat ekonomi masyarakat, dan tingkat pendidikan masyarakat sasaran. Hal
bertujuan agar jenis media yang dipakai nantinya tepat sasaran, informasi yang
ada di dalamnya pun tersampai
1.
Jenis-Jenis Media Cetak
Adapun media cetak yang dapat digunakan untuk
sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dapat berupa:
a.
Majalah
Menurut Suryosubroto dalam Benty &
Gunawan (2015:115) menyatakan
bahwa penerbitan
majalah sangat penting terutama bagi para pegawai dilingkungan suatu lembaga
beserta keluarganya dan bagi masyarakat umum. Selain itu, isi majalah yang
diterbitkan haruslahn relevan dengan kepentingan pembaca dan harus berdasarkan
materi yang layak diketahui oleh pembaca. Contohnya majalah di sekolah.
b.
Surat kabar
Menurut Suryosubroto (2012:33) (dalam Benty & Gunawan, 2015:
115) menyatakan
bahwa akhir-akhir
ini perkembangan dunia persuratan kabaran mencapai kualitas yang sangat penting
sebagai media komunikasi yang paling efektif.Pengaruh surat kabar terhadap khalayak pembaca
sangat sulit diletakkan karena hubungan antara surat kabar dan khalayak pembaca
semakin erat. Bhkan, dapat dikatakan bahwa surat kabar sudah menjadi kebutuhan
setiap orang.
c. Iklan
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty & Gunawan, 2015:
115) menyatakan
bahwa lembaga
pendidikan banyak memanfaatkan iklan untuk kepentingan tertentu seperti
memperkenalkan lembaga tersebut kepada masyarakat luas. Iklan dapat disebarkan
melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, bioskop, dan sebagainya. Iklan
sangat penting bagi mereka yang membutuhkannya. Sektor pendidikan juga sering
mengumumkan sesuatu melalui iklan, misalnya iklan kursus akutansi dan kursus
bahasa inggris bagi para siswa.
d.
Buletin
Menurut Suryosubroto (2012:44) (dalam Benty &
Gunawan, 2015: 115) menyatakan
bahwa salah
satu media komunikasi visual yang terdiri atas kumpulan lembaran sehingga
berwujud buku, yang dikumpulkan secara teratur dan sistematis oleh suatu
organisasi atau instansi. Buletin disekolah merupakan terbitan sekolah yang dikelola oleh kepala
sekolah,guru, karyawan dan siswa di sekolah bersangkutan. Buletin sekolah dapat
diterbitan secara berkala,bulanan, atau triwulan. Materi yang disajikan dalam
buletin, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah atau
sesuatu yang membawa nama baik sekolah.
e.
Stiker dan Kalender
Stiker yang berisikan pesan-pesan singkat dan
promosi tentang sekolah dan poster-poster menarik dan merupakan media yang
sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyebaran informasi. Kalender
sekolah dibuat untuk media sekolah juga yang jangka waktunya paling lama (12
bulan). Kalender berisi visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah. Selain itu
kalender sekolah juga menampilkan berbagai foto kegiatan yang pernah
dilaksanakan oleh sekolah dan foto tentang prestasi yang pernah diraih oleh
sekolah.
f.
Poster
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty & Gunawan, 2015:
116) menyatakan
bahwa media
poster sebagai media penyebaran informasi akan sangat efektif untuk mencapai
khayalak sasaran melalui distribusi dan penempatan yang sangat fleksibel.
Poster dapat ditempatkan ditengah-tengah masyarakat seperti pasar, balai desa,
bahkan dapat diberikan langsung kerumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat
lainnya. Poster menurut Suryosubroto (2012:34) dapat ditempelkan d
tempat-tempat yamg mudah dijangkau oleh pembaca.
g.
Pamflet
Merupakan selebaran yang biasanya berisi
tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang
tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan kepada wali murid,
juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum, yakni untuk menumbuhkan pengertian
masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga. Kegiatan humas melalui bantuan
media yang dilakuakn oleh sekolah, berarti sekolah ikut pula memegang fungsi
informasi, edukasi, rekreasi, dan persuasi bagi masyarakat umumnya.
h.
Papan pengumuman dan Reklame
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty & Gunawan, 2015:
116) menyatakan
bahwa papan
pengumuman banyak digunakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, dan
instansi-instansi. Kejadian sehari-hari, berita penting, foto-foto kejadian,
dan lain-lain yang ditempelkan pada papan pengumuman dapat dengan mudah
diketahui dan dibaca oleh semua orang. Reklame merupakan
alat atau media yang sangat efisien dalam kegiatan hubungan masyarakat. Di
batas atau di dalam sebuah kota sering terlihat reklame yang berisi kalimat
imabauan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Lazimnya reklame digunakan
oleh sekolah pada saat penerimaan siswa baru.
i.
Brosur
Adalah tertiban tidak berkala yang dapat
terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait denga terbitan
lain, dan selesai dalam sekali terbit.Halamannya sering dijadikan satu
(stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan
jilid keras. Terbitan tidak berkala, lengkap (dalam satu kali terbitan),
memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar
perhitungan sampul.
j. Leaflet
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil
mengandung pesan tercetak untuk disebafkan kepada umum sebagai informasi
mengenai suatu hal atau peristiwa. Digunakan sekolah untuk
mempromosikan sekolah atau memberi informasi kepada masyarakat dengan cara
menyebarkan pesan tercetak kepada masyarakat umum.
k. Siaran Pers
Adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang
ditujukan langsung pada media massa dengan tujuan untuk mengumunkan sesuatu
yang memiliki nilai berita agar dipublikasikan dimedia massa.
l.
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan
yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa dan
berbentuk cetakan.
m.
Spanduk adalah media promosi yang cukup populeer belakanganini karena harganya
yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat.
n.
Baliho Adalah suatu sasaran atau media berpromosi yang mempunyai unsur
memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat
luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru .
o.
Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak
dengan printdigital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah
bentuk penyerderhanaan dari baliho.
2.
Jenis-Jenis Media Elektronik
Menurut Suryosubroto (2012: 36) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 118)
menyatakan bahwa berikut
ini akan diuraikan jenis-jenis media cetak yang dapat digunakan oleh sekolah:
a. Televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi sebagai
media publisitas dsekolah tergantung pada program yang telah disiapkan
sebelumnya. Di dalam program yang disusun hal-hal atau pokok-pokok yang akan
disajikan kepada penonton. Oleh karena itu penyebaran informasi melalui TV memerlukan persiapan yang lebih cermat dari
pada penyebaran informasi melalui radio sebab tingkat pembicara dilihat oleh
publik sehingga perlu diperhatikan nada cara berbicara, pakaian serasi, serat
gerak dan sikap yang sopan.
b.
Radio
Menurut Suryosubroto
(2012: 37) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 119) menyatakan bahwa media massa yang penting yang mampu
menjangkau publik yang luas.Radio merupakan salah satu media efektif dalam humas karena radio dapat
menggugah hati pendengar di seluruh pelosok tanah air.
c.
Pers
Menurut Nasution (2010:106) (dalam Benty &
Gunawan, 2015: 119) menyatakan bahwa ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk
berhubungan dengan pers yaitu: (1) membuat siaran pers, (2) konferensi pers
atau temu pers, (3) wawancara khusus, (4) perjalanan pers(5) sponsor lomba jurnalistik, (6) mengunjungi kantor pers
dan, (7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain.
Adapun
media sosial yang dapat digunakan oleh sekolah untuk kegiatan humas pendidikan
adalah:Email merupakan singkatan
dari electronic mail, kirim-mengirim
surat melalui jalur internet. Facebookadalah sebuah situs web yang para penggunanya dapat menambah
profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat
bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan
pengguna lainnya.
Twitter adalah sebuah situs
web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc yang menawarkan jejaring
sosial berupa mikroblog (bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk
menulis teks). Linemerupakan aplikasi
pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada berbagai platform, seperti telepon cerdas,
tablet, dan komputer. Blog (web blog) adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai
tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum.Website adalah suatu halaman
web yang saling berhubungan yang umumnya berada pada peladen yang sama berisikan kumpulan informasi yang disediakan
secara perorangan, kelompok, atau organisasi. BlackBerry Messenger (BBM), cara menggunakan
BBM dengan penghubung nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing
perangkat BlackBerry.WhatsApp adalah
aplikasi pesan untuk smartphone dengan
basic mirip BBM.
D. Hambatan-Hambatan Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Pidarta
dalam Benty dan Gunawan (2015:103) menyatakan dalam menjalin hubungan antara
sekolah dan masyarakat pastinya tidak selalu berjalan dengan lancar seperti apa
yang diharapkan, tentunya ada beberapa kendala mendasar yang juga sangat
berdampak pada keharmonisan hubungan tersebut, sehingga hubungan antara sekolah
dan masyarakat menjadi tidak lancar dan kendalanya adalah: (1) Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan
bagaimana seharusnya pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dibangun; dan
(2) Kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat sehingga
tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat/ wali murid
dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan
keinginannya pada masyarakat/ wali murid.Sekolah dalam hal ini harus mengetahui
hambatan-hambatan tersebut untuk meminimalisasi pengaruh yang negatif terhadap
upaya pengembangan sekolah.
Kenyataan
membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan
dengan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain yaitu
komunikasi yang terhambatan dan tidak profesional, tindak lanjut program yang
tidak lancar, dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai
kendala tersebut, beberapa hal bisa menjadi alternatif ialah adanya laporan
berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya
berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, dan diadakan kegiatan yang
mengakrapkan seperti open house, kunjungan
timbal balik, dan program kegiatan bersama seperti pentas seni atau perpisahan.
DAFTAR RUJUKAN
Benty, D. D. N., dan Gunawan, Imam. 2015. Manajemen Hubungan
Sekolah dan Masyarakat. Malang: Universitas Negeri Malang
Nasution, Zulkarnain. 2006. Manajemn Humas di Lembaga Pendidikan.
Malang: UMM Press
Fadilla. Hubungan Sekolah dan Masyarakat (Online), (https://fadillawekay.wordpress.com/pendidikan/administrasi-pendidikan/hubungan-sekolah-dan-masyarakat/) diakses 3 februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar